BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab adalah sebuah bahasa yang istimewa. Sehingga Allah SWT berkenan bebicara kepada umat manusia dengan bahasa Arab lewat Al-Quran Al-Kariem. Padahal Al-Quran itu bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab saja, melainkan untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman.
Allah SWT bukan tidak tahu bahwa manusia itu memiliki ribuan jenis bahasa yang saling berbeda. Namun Dia telah menetapkan bahwa hanya ada satu bahasa yang digunakannya untuk memberi petunjuk buat milyaran umat manusia, yaitu bahasa Arab.
Sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW, memang Allah SWT berbicara kepada umat manusia dengan menggunakan bahasa masing-masing. Dan Allah SWT mengutus para nabi dari keturunan masing-masing bangsa dan bahasa itu.
Namun khusus untuk Nabi yang terakhir, Allah SWT telah menetapkan kebijakan tersendiri. Pertama, Nabi terakhir itu benar-benar nabi yang diutus untuk terakhir kalinya. Artinya, setelah itu tidak akan ada lagi Nabi, meski hari kiamat masih jauh. Kedua, Nabi itu hanya memiliki satu bahasa dan tentunya kitab suci yang diturunkan pun hanya satu bahasa saja. Dan bahasa yang dipilih adalah bahasa Arab.
Kemudian Allah SWT pun telah menetapkan bahwa cara manusia berkomunikasi dengan-Nya lewat ibadah shalat pun dengan menggunakan bahasa Arab. Lantas ketika Agama Islam ini disiarkan keseluruh penjuru dunia, para sahabat, tabi`in dan generasi selanjutnya pun tetap konsekuen menggunakan bahasa Arab. Al-Quran Al-Kariem pun tidak pernah diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Kalaupun suatu ketika diterjemahkan, maka terjemahannya itu tidak dianggap sebagai Al-Quran yang suci.
Bahkan kitab-kitab yang ditulis para ulama di seluruh penjuru dunia tetap menggunakan bahasa Arab. Meski ulama tersebut bukan keturunan Arab dan tidak lahir di negeri Arab. Namun bahasa Arab telah dijadikan bahasa yang menyatukan dunia islam, dari ujung maroko hingga ujung timur merauke. Hingga bahasa yang digunakan oleh umat islam pun juga bahasa Arab.
Namun sejauh ini belum ada hasil penelitian yang memastikan sejak kapan studi bahasa Arab di Indonesia mulai dirintis dan dikembangkan. Asumsi dasar yang selama ini berkembang adalah bahwa bahasa Arab sudah mulai dikenal oleh bangsa Indonesia sejak islam dikenal dan dianut oleh mayoritas bangsa kita. Jika Islam secara meluas telah dianut oleh masyarakat kita pada abad ke-13, maka usia pendidikan bahasa Arab dipastikan sudah lebih dari tujuh abad. Karena perjumpaan umat islam Indonesia dengan bahasa Arab itu paralel dengan perjumpaannya dengan islam. Dengan demikian, bahasa Arab di Indonesia jauh lebih “tua dan senior” dibandingkan dengan bahasa asing lainnya, seperti : Belanda, Portugal, Mandarin, dan Jepang.
Pada masa awal islam saja (masa Nabi, khulafa` rasyidin dan awal bani Umayyah) bahasa Arab sebagai ilmu belum muncul. Namun, bahasa Arab sebagai media ekspresi bangsa Arab atau bahasa Arab sebagai praktik komunikasi dengan strukturnya yang ada seperti sekarang sudah mentradisi.
“Arab Umum” atau “Al-’Arabiyyah Al-’Ammiyah” adalah bahasa Arab yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan Bahasa Arab tulisan. Didalam dunia arab terdapat dialek – dialek yang dipakai untuk berkomunikasi yang berbeda-beda antara satu kabilah dengan kabilah yang lain. Hal ini disebabkan karena telah berbaurnya masyarakat non Arab dan Arab yang terjadi dalam bidang perdagangan. Hal ini sangat mempengaruhi cara pelafalan orang – orang Arab asli.
Atas dasar inilah penulis ingin menjelaskan tentang hakekat dan sejarah dari penelitian bahasa itu, khususnya menyangkut tentang penelitian bahasa Arab itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari paradigma di atas penulis mencoba mengangkat sebuah permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah sejarah singkat dan hakekat dari penelitian bahasa arab.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab sehingga penelitian bahasa khususnya penelitian bahasa Arab ini diadakan. Selain itu mengetahui sejarah singkat dari penelitian bahasa khususnya unutk penelitian bahasa Arab.
D. Pengertian Judul dan Definisi Operasional
a. Pengertian Judul
1. Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research berasal dari bahasa Prancis recherche. Intinya, hakikat penelitian adalah “mencari kembali”.
2. Para ahli sejarah memberikan definisi tentang sejarah menurut berbagai sudut pandang dan cenderung berdasarkan keahlian mereka dalam bidang sejarah tertentu. Di antara para ahli itu, yang relatif memberikan definisi lebih menyeluruh akan makna sejarah, ialah W. Bauer (1928). Menurutnya, bahwa sejarah adalah salah satu ilmu pengetahuan yang berikhtiar melukiskan dan menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan karena adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya. Melihat dampaknya pada masa-masa berikutnya atau yang berhubungana dengan kualitas mereka yang khas dan berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang temporer dan di dalam hubungan terhadap yang tidak dapat diproduksikan kembali.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelinitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Agar bisa diketahui bagaimana bahasa arab itu lahir dan dapat berkembang sampai dengan saat ini. Serta bagaimana sejarah singkat perkembangannya.
b. Agar dapat mengetahui latar belakang bagaimana penelitian bahasa itu hadir dan faktor penyebab sehingga lahirnya penelitian bahasa itu khususnya bahasa arab itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Bahasa Arab
Bahasa Arab (اللغة العربية al-lughah al-‘Arabīyyah), atau secara mudahnya Arab (عربي ‘Arabī), adalah sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan bahasa Aram.
Pada masa awal Islam ( masa jahiliyah, masa Nabi, khulafa`arsyidin dan awal Bani Umayyah) bahasa Arab sebagai ilmu belum muncul. Namun Bahasa Arab sebagai media ekspresi bangsa Arab atau bahasa Arab sebagai praktik komunikasi dengan strukturnya yang ada seperti sekarang ini sudah mentradisi.
Dalam sejarah perkembangan bahasa Arab terdiri dari beberapa periode, yaitu :
1. Periode Jahiliyah
Priode ini dimana munculnya nilai-nilai standarisari pembentukan bahasa Arab fusha, dengan adanya beberapa kegiatan penting yang telah menjadi tradisi masyarakat Makah. Kegiatan tersebut berupa festifal syair-syair Arab yang diadakan di pasar Ukaz, Majanah, Zul Majah. Yang akhirnya mendorong tersiar dan meluasnya bahasa Arab, yang pada akhirnya kegiatan tersebut dapat membentuk stsndarisasi bahasa Arab fusha dan kesusasteraannya
2. Periode Permulaan Islam
Turunnya Al - Quran dengan membawa kosa kata baru dengan jumlah yang sangat luar biasa banyaknya menjadikan bahasa Arab sebagai suatu bahasa yang telah sempurma baik dalam mufradat, makna, gramatikal dan ilmu-ilmu lainnya. Adanya perluasan wilayah-wilayah kekuasaan Islam sampai berdirinya daulah Umayah. Setelah berkembang kekuasaan Islam, maka orang-orang Islam Arab pindah/hijrah ke negeri baru, sampai pada pemerintahannya khulafa ar`rasyidin.
3. Priode Bani Umayah.
Pada periode ini telah terjadinya percampuran orang-orang Arab dengan penduduk asli, akibat adanya perluasan wilayah Islam. Adanya upaya-upaya orang Arab untuk menyebarkan bahasa Arab ke wilayah melalui akspansi yang beradab. Melakukan arabisasi dalam berbagai kehidupan, sehingga penduduk asli mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa Agama dan bahasa pergaulan atau bahasa sehari-hari.
4. Priode Bani Abasiyah.
Priode ini didasarkan atas pemerintahan Abasiyah yang berkeyakinan bahwa kejayaan pemerintahannya dapat bertahan bila bergantung kepada kemajuan agama Islam dan Bahasa Arab, kemajuan Agama Islam dipertahankan dengan cara melaksanakan kegiatan pembedahan Al-Quran terhadap cabang-cabang disiplin ilmu pengetahuan baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya. Bahasa Arab Badwi yang bersifat alamiah ini tetap dipertahankan dan dipandang sebagai bahasa yang bermutu tinggi dan murni yang harus dikuasai oleh putra-putra bani Abbas. Pada abad ke Empat H, Bahasa Arab fusha sudah menjadi bahasa tulisan untuk keperluan administrasi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan bahasa Arab mulai dipelajari melalui buku-buku ,sehingga bahasa fusha berkembang dan meluas.
5. Priode ke lima.
Sesudah abad ke 5 H, bahasa Arab tidak lagi menjadi bahasa politik dan adminisrasi pemerintahan, tetapi hanya menjadi bahasa Agama. Hal ini terjadi setelah dunia Arab terpecah dan diperintah oleh penguasa politik Non Arab “Bani Saljuk” yang mendeklarasikan bahasa Persia sebagai bahasa resmi negara Islam dibagian timur, sementara Turki Usmani yang menguasai dunia Arab yang lainnya mendeklarasikan bahwa bahasa Turki sebagai bahasa administrasi pemerintahan. Sejak saat itu sampai abad ke7 H bahasa Arab semakin terdesak.
6. Priode Bahasa Arab di Zaman Baru.
Bahasa arab bangkit kembali yang dilandasi adanya upaya-upaya pengembangan dari kaum intelektual Mesir yang mendapat pengaruh dari golongan intelektual Eropa yang datang bersama serbuan Napoleon.
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa dalam perjalanan Bahasa Arab tidaklah mulus perjalanannya karena banyak mendapat halangan dan tantangan yang datang, baik itu berasal dari dalam maupun dari luar. Dan hal pertama yang mereka lakukan dalam menjaga bahasa Arab itu adalah dengan mengadakan penelitian khusus terhadap bahasa Arab itu sendiri. Dan hal ini terlebih dahulu di awali dengan kesadaran dari para intelektual arab yang mempertahankan bahasa Arab dari berbagai kritikan terhadap bahasa arab yang datang dari non Arab atau dari orang Arab itu sendiri untuk mempertahankan Bahasa Arab, karena bahasa Arab tidak hanya sebagai bahasa Agama, melainkan sebagai bahasa nasional dan diwujudkan melalui :
a. Adanya usaha-usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Arab seperti Majma’ al lughah al-arabiyyah th 1934 di Mesir. Tujuannya untuk memelihara keutuhan dan kemurnian bahasa fusha dan melakukan usaha - usaha pengembangan agar menjadi bahasa yang dinamis, maju dan mampu memenuhi tuntutan kemajuan dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
b. Mendirikan lembaga pendidikan hkususnya pengajaran bahasa arab seperti Al -Azhar jurusan bahasa arab. Perhatian bangsa arab tidak hanya terjadi di Mesir tetapi terjadi pula di negara arab lainnya.
B. Sejarah Penelitian Bahasa Arab
Secara historis, bahasa Arab adalah termasuk salah satu dari rumpun bahasa
Semit, yang meliputi bahasa-bahasa Babilonia, Asyuria, Aramy, Ibrani, Yaman
Lama, Habsyi Semit dan bahasa Arab itu sendiri. Ketiga bahasa yang pertama
telah lenyap, demikian pula sebagian dari bahasa-bahasa Yaman Lama. Sedangkan
tiga yang terakhir masih ada, tapi bahasa Arab adalah yang paling menonjol dan
paling luas tersiar dan tersebar. Realita inilah yang menjadi salah satu
penyebab keunggulan bahasa Arab dari bahasa lainnya; sampai saat ini masih
“hidup” dan menjadi alat berkomunikasi resmi, setidaknya oleh masyarakat yang
tinggal di kawasan Jazirah Arab dan Asia Tengah.
Semit, yang meliputi bahasa-bahasa Babilonia, Asyuria, Aramy, Ibrani, Yaman
Lama, Habsyi Semit dan bahasa Arab itu sendiri. Ketiga bahasa yang pertama
telah lenyap, demikian pula sebagian dari bahasa-bahasa Yaman Lama. Sedangkan
tiga yang terakhir masih ada, tapi bahasa Arab adalah yang paling menonjol dan
paling luas tersiar dan tersebar. Realita inilah yang menjadi salah satu
penyebab keunggulan bahasa Arab dari bahasa lainnya; sampai saat ini masih
“hidup” dan menjadi alat berkomunikasi resmi, setidaknya oleh masyarakat yang
tinggal di kawasan Jazirah Arab dan Asia Tengah.
Secara temporal, konteks yang penulis maksud dengan keutamaan bahasa Arab sebagai linguistik yang dipakai untuk sebuah kitab (bacaan) suci adalah saat
masa penurunan Al-Qur’an. Dalam hal ini, Al-Biruni, salah seorang ilmuwan
non-Arab berpendapat, seperti yang ditulis oleh Budhy Munawwar Rahcman: bahwa menulis ilmu harus dalam bahasa Arab.
masa penurunan Al-Qur’an. Dalam hal ini, Al-Biruni, salah seorang ilmuwan
non-Arab berpendapat, seperti yang ditulis oleh Budhy Munawwar Rahcman: bahwa menulis ilmu harus dalam bahasa Arab.
Hal ini karena memang waktu itu tidak ada bahasa yang bisa memuat ilmu
pengetahuan selain bahasa Arab, sebanding dengan bahasa Inggris dalam perannya
di zaman modern. Banyak dalil dari Al-Qur’an yang mengungkap alasan kenapa ia
turun dengan menggunakan bahsa Arab. Diantaranya; QS. 12: 2, 14: 4, 13: 37, 44:
58, dan 46 : 12. Boleh dikata, hampir semua ayat tersebut menyatakan, bahwa
Al-Qur’an itu diturunkan dalam “bahasa Arab”. Adalah keliru jika karena Allah
menurunkan Al-Quran ke dalam bahasa Arab kemudian dikatakan “tidak universal”.
Maka hal inilah yang memicu para intelek/ilmuwan (ulama) melakukan sebuah penelitian mengenai Bahasa Arab tersebut. Meskipun hal ini hanyalah salah satu faktor pemicunya penelitian tersebut.
Penelitian bahasa Arab didunia Islam merupakan penelitian rintisan yang mencikal-bakali berbagai studi ilmu-ilmu keislaman. Penelitian ini disemangati oleh ajaran Islam yang sangat menghargai pengembangan ilmu pengetahuan dan memposisikan ilmuwan (ulama) pada kedudukan yang terhormat.
Penelitian bahasa Arab mulai mentradisi pada awal abad ke2 H. Penelitian bahasa Arab pada mulanya dilakukan untuk kepentingan “melayani” kebutuhan pemahaman terhadap ajaran Islam. Studi bahasa Arab memang tidak dapat dipisahkan dari ”semangat” memahami ajaran Islam, seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi satu sama lain. Karena salah satu tujuannya adalah untuk dapat lebih memantapkan aqidah atau keimanan.
Namun hal yang paling mendasar sehingga penelitian tentang bahasa Arab ini dilaksanakan disebabkan pada masa setelah Nabi meninggal atau pada Masa sahabat banyak gangguan yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap Islam yang intinya adalah untuk menjatuhkan Islam itu sendiri. Banyak cara yang dilakukan oleh kaum kafir salah satunya adalah dengan mengatakan bahwa Al-Qur`an adalah rekayasa yang dilakukan oleh Nabi dan Sahabatnya.
Selain itu juga banyaknya kesalahan dalam membaca atau melafalkan Al-Qur`an yang dilakukan oleh orang ajam (orang non Arab) dikarenakan perbauran bahasa yang terjadi dikalangan masyarakat karena proses perdagangan. Dan kesalahan ini dikhawatirkan akan berdampak pada Al-Qur`an karena akan membahayakan otoritasnya sebagai kitab suci dari agama Islam. Hal ini pertama kalinya diinstuksikan oleh sahabat Nabi yaitu Ali ibn Abi Thalib kepada Abu al-Aswad al-Du`ali (16 s.H-69 H) untuk melakukan penelitian dan penyusunan tata bahasa Arab. Dan hasil dari pemikiran para sahabat inilah yang sampai sekarang menjadi pegangan kita. Dan kita tidak meragukan lagi tentang keaslian dari kitab suci kita yaitu Al-Qur`an.
Dalam perjalanannya fakta membuktikan bahwa bahasa Arab tidak hanya berkembang karena peran dan kontribusi dari para ilmuwan, melainkan juga karena mendapat dukungan baik dari segi akademik dan politik dari para penguasa (khalifah). Karena di masa lalu ilmu dan politik tampaknya saling ”bergandengan tangan” antara satu sama lain. Karena dimasa itu banyak para khalifah yang sangat menyukai bahasa arab khususnya dalam bidang kesastraan.
Sehingga itu para ilmuwan mengklasifikasikan hasil-hasil atau sumber-sumber dari ilmu bahasa Arab secara variatif. Ada yang hanya mengelompokkan dalam 2 kategori yaitu sumber-sumber mengenai kesastraan dan sumber-sumber mengenai kebahasaan. Namun ada juga yang menambahkan mengenai biografi-biografi dari para penyair dan sastrawan, para ahli bahasa dan nahwu, referensi induk karya sastra, dan syair-syair pilihan. Dan lain sebagainya yang dapat dijadikan sebagai sumber studi ilmu bahasa Arab. Dan kesemua ini dihasilkan dari penelitian bahasa itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Arab adalah bahasa yang pertama/tertua dari segala bahasa yang ada didunia ini, bahasa yang paling kaya, bahasa yang dapat menyatukan umat dari segala penjuru dunia. Bahasa yang mendapat jaminan penggunaannya hingga dunia ini berakhir.
Maka tak ada satupun bahasa didunia ini yang bisa menyamai bahasa Arab dalam hal kekayaan perbendaharaan katanya. Dan dengan bahasa yang lengkap itulah sehingga Al-Qur`an di turunkan dengan menggunakan bahasa Arab.
Sehingga hal inilah yang melatar belakangi sehingga para ilmuan tertarik untuk melakukan penelitian terhadap bahasa ini. Bahasa yang memiliki sejarah yang sangat panjang sehingga sampai sekarangpun bahasa ini masih dapat dijumpai dan akan sampai akhir dari dunia ini, bahasa ini akan tetap ada dan terjaga.
Dan keUrgensi bahasa Arab selain sebagai bahasa al-Qur’an dan as-Sunnah adalah sebagai bahasa komunitas kaum muslimin di seluruh dunia. Apabila kita menengok sejarah perkembangan Islam maka tidak terlepas dari bahasa arab. Hal ini bisa kita lihat pada beberapa negara di Afrika yang sampai sekarang masih menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa ibu (bahasa sehari-hari). Wallahu a’lam
B. Saran
Berangkat dari hasil paparan di atas maka penulis dapat memberikan sebuah saran yaitu bagi generasi muda sebaiknya kita tetap melestarikan bahasa al-Qur`an bahasa dari kitab suci kita agar dapat tetap terjaga kemurnian dari Al-Qur`an itu. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk dapat menjaganya salah satunya adalah dengan melakukan pusat-pusat kajian seperti yang telah dilakukan oleh para ulama-ulama yang terdahulu. Semoga kita tetap istiqomah dalam menggali ilmu-ilmu yang telah Al-Qur`an jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA, Epistimologi dan Metodologi Pembelajran Bahasa Arab, lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2008, hal 6
2. Herman RN, Hakikat Penelititan, (online), http://lidahtinta.wordpress.com/2009/04/17/hakikat-penelitian/ diakses 12 oktober 2009
3. Dudung Abdurrahman, Pendekatan Sejarah dalam Penelitian Agama, (online), http://uin-suka.info/ejurnal/index.php?option=com_content&task=view&id=89&Itemid=52 diakses 12-10-2009
4. 4. Zulfan Syuhansyah, Sejarah Perkembangan Bahasa Arab, (online), http://djohar1962.blogspot.com/2009/04/sejarah-perkembangan-bahasa-arab.html, di akses 14 oktober 2009
5. Ibid, Zulfan Syuhansyah, Sejarah Perkembangan Bahasa Arab, (online), http://djohar1962.blogspot.com/2009/04/sejarah-perkembangan-bahasa-arab.html, di akses 14 oktober 2009
6. Zulfan syhansyah, BENAR, AL-QUR’AN MENGGUNAKAN BAHASA ARAB, (online), http://djohar1962.blogspot.com/2009/04/benar-al-quran-menggunakan-bahasa-arab.html, diakses 14-oktober 2009