Minggu, Maret 18, 2012

DZIKIR SELESAI SHALAT


DZIKIR SELESAI SHALAT
ماركِلإاو لَلاجلا اذ اـي تكرابت ،مَلاسلا كنْ مو ،مَلاسلا تنْ َأ مهَّللا )اً ث ثَ ثَ ( الله رِفغتسَأ
ِ َ ْ ْ َ ِ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ ِ َ ُ َّ َ َّ ُ
َ ُ َْْ
“Aku minta ampun kepada
Allah “(dibaca tiga kali), “ Ya Allah, Engkau
pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai
Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia “.1
ٌ َِ ٍ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ُْ ْ ُ ُ َ ِ َ
َلا مهَّللا ،ريْ دق ءيش ِّ لك ىَلع وُهو دمحلا هَلو كلملا هَل ،هَل كيْ رش َلا ُهدحو ُ الله َّلاِإ هَلِإ َلا
َ
َْ َ
َّ ُ
دجلا كنْ م دجلا اذ ُ فنْ ي َلا ،ت ْ نم امِل ي ِ ْ م َلاو ،تيْ َ عَأ امِل َ ِنام
دُّ َ ْ َ ِ ِّ َ ْ َ َ َ
َ ََ َ َ ُ َ َ ْ َ
َ
“Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-
Nya puji dan bagi-Nya Kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak
ada yang mampu memberi apa yang Engkau cegah. Nasib baik seseorang
tiada berguna untuk menyelamatkan ancaman dari-Mu
2
ٌ َِ ٍ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ُْ ْ ُ ُ َ ِ َ
َلاو َ لوحَلا .ريْ دق ءيش ِّ لك ىَلع وُهو دمحلا هَلو ،كلملا هَل ،هَل كيْ رش َلا ُهدحو ُ الله َّلاِإ هَلِإ َلا
َ
َْ َ
َ َْ
َ َ ْ ُ َ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ َ ُ َ ِّ ُ
َلا ، ُنسحلا ءانثلا هَلو ُ لضفلا هَلو ةم ْ نلا هَل ،ُهايَِّ إ َّلاِإ دب ْ ن َلاو ،ُالله َّلاِإ هَلِإ َلا ،ِللهاب َّلاِإ ةوُق
َ َّ
ُُ َ َ
َ
ِ
َنورِااكلا هرك وَلو ُنيْ دلا هَل َنيْ ِ ِل ْ م ُ الله َّلاِإ هَلِإ
ْ ُ َ ْ َ ِ َ ْ َ ِّ ُ
َ
ُ
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan)
Allah. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Kami tidak
menyembah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujaan
yang baik. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dengan
memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir membencinya
“.3
َ َّ ِ ُ ْ َ ْ َ
هل ،هَل كيْ رش َلا ُهدـحو ُ الله َّلاِإ هَلِإ َلا ) ثَ يْ ثِ ثَ ثَ ثَ ث اً ثَ ثَ ( ربكَأ ُ اللهو ،ِلله دمحلاو ،ِالله َناحبْ س
َُ ُ َ َِ
َُْ
َ
ََْ
َُ
ٌ َِ ٍ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ُْ ْ
ريْ دق ءيش ِّ لك ىَلع وُهو دمحلا هَلو كلملا
“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar “ (di-baca 33
kali), “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian dan Dia berkuasa atas
segala sesuatu “. 4
ِمْيِحَّ ِنمْحَّ ِللها ِمب .
رلا َ رلا
ِْس
ِمْيِحَّ ِنمْحَّ ِللها ِمب
رلا َ رلا
ِْس
ِمْيِحَّ ِنمْحَّ ِللها ِمب
رلا َ رلا
ِْس
1.
Muslim: 1/414.
2.
Bukhari: 1/225, Muslim: 1/414.
3. Muslim: 1/415.
4. Muslim: 1/418, “Siapa yang mengucapkannya selesai shalat, Aku (Allah) ampuni kesalahan-
kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan”.

KALIMAT AMBIGU


. Pengertian Kalimat Ambigu
   Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Balai Pustaka .1998) Kita berhadapan dengan dua
pengertian abmbiguitas yang berkaitan dengan ujaran. Pertama, sifat atau hal yang berarti dua;
kemungkinan yang mempunyai dua pengertian.
       Kedua, kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan kata,
atau kalimat. Jadi kalimat ambigu adalah Kalimat yang mempunyai tafsiran lebih dari satu atau
bermakna ganda
Hal ± hal yang menyebabkan suatu kalimat menjadi ambigu:
1)
2)
3)
4)
5)
Pelepasan kata
Keterangan mendahului
Kontaminasi kerancuan
Letak jeda
Asal usul
Secara fonetik kegandaan makna terjadi karena adanya persamaan bunyi pada sebagian
suku katanya.
y
Contohnya:
'beruang' bisa bermakna orang yang mempunyai uang atau nama binatang
y
Secara leksikal kegandaan makna terjadi karena adanya dua kata yang memiliki bentuk
yang sama.
Contohnya :
'genting' bisa bermakna gawat atau nama atap.
y
Secara gramatikal kegandaan makna terjadi karena kata itu bergabung dengan kata-kata
lain dan umumnya berbentuk kalimat.
Contohnya :
1. Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.
2. Saya telah memiliki buku sejarah demokrasi yang baru.
3. Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.
   Kalimat-kalimat di atas memiliki makna ambigu (ganda) sehingga dapat membingungkan
orang yang membacanya.


   Pada kalimat 1, siapakah yang gemuk, pegawai atau isteri pegawai? Kalimat itu memang
mengandung dua makna:
y
y
pertama, yang gemuk adalah pegawai; atau
kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.
   Pada kalimat 2, apanya yang baru, bukunya, sejarahnya, atau demokrasinya? Kalimat itu bisa
bermakna ambigu:
y
y
y
pertama, bukunya yang baru;
kedua, sejarahnya yang baru; dan
ketiga, demokrasinya yang baru.
Pada kalimat 3, juga terdapat makna ambigu:
y
y
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
Untuk menghindari ambiguitas makna, kalimat 1 dapat dirumuskan sbb.:
1. Jika yang gemuk adalah isteri pegawai, maka dapat ditulis sbb.: Istri-pegawai yang
   gemuk itu berasal dari Surabaya. Penggunaan tanda hubung (-) dapat memperjelas
   bahwa kedua kata itu (isteri dan pegawai) merupakan satu kesatuan, sehingga kalimat itu
   bermakna yang gemuk adalah istri pegawai. Atau dapat pula dirumuskan sbb.: Pegawai
   yang isterinya gemuk itu berasal dari Surabaya.
2. Jika yang gemuk adalah pegawainya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Pegawai
   yang gemuk itu istrinya dari Surabaya.
Untuk kalimat 2:
1. Jika yang baru adalah bukunya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku-sejarah-demokrasi
   yang baru, atau Saya telah memiliki buku baru tentang sejarah demokrasi.
2. Jika yang baru adalah sejarahnya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku tentang sejarah-
   demokrasi yang baru.
3. Jika yang baru adalah demokrasinya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku sejarah
   tentang demokrasi yang baru.
Untuk kalimat 3:
1. Jika yang dimaksud ada dua kali sumbangan, ditulis sbb.: Sumbangan yang kedua
   sekolah itu telah kami terima.
2. Jika yang maksud ada dua sekolah yang menyumbang, ditulis sbb.: Sumbangan kedua-
   sekolah itu telah kami terima.

DZIKIR SELESAI SHALAT


DZIKIR SELESAI SHALAT
ماركِلإاو لَلاجلا اذ اـي تكرابت ،مَلاسلا كنْ مو ،مَلاسلا تنْ َأ مهَّللا )اً ث ثَ ثَ ( الله رِفغتسَأ
ِ َ ْ ْ َ ِ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ ِ َ ُ َّ َ َّ ُ
َ ُ َْْ
“Aku minta ampun kepada
Allah “(dibaca tiga kali), “ Ya Allah, Engkau
pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai
Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia “.1
ٌ َِ ٍ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ُْ ْ ُ ُ َ ِ َ
َلا مهَّللا ،ريْ دق ءيش ِّ لك ىَلع وُهو دمحلا هَلو كلملا هَل ،هَل كيْ رش َلا ُهدحو ُ الله َّلاِإ هَلِإ َلا
َ
َْ َ
َّ ُ
دجلا كنْ م دجلا اذ ُ فنْ ي َلا ،ت ْ نم امِل ي ِ ْ م َلاو ،تيْ َ عَأ امِل َ ِنام
دُّ َ ْ َ ِ ِّ َ ْ َ َ َ
َ ََ َ َ ُ َ َ ْ َ
َ
“Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-
Nya puji dan bagi-Nya Kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak
ada yang mampu memberi apa yang Engkau cegah. Nasib baik seseorang
tiada berguna untuk menyelamatkan ancaman dari-Mu
2
ٌ َِ ٍ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ُْ ْ ُ ُ َ ِ َ
َلاو َ لوحَلا .ريْ دق ءيش ِّ لك ىَلع وُهو دمحلا هَلو ،كلملا هَل ،هَل كيْ رش َلا ُهدحو ُ الله َّلاِإ هَلِإ َلا
َ
َْ َ
َ َْ
َ َ ْ ُ َ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ َ ُ َ ِّ ُ
َلا ، ُنسحلا ءانثلا هَلو ُ لضفلا هَلو ةم ْ نلا هَل ،ُهايَِّ إ َّلاِإ دب ْ ن َلاو ،ُالله َّلاِإ هَلِإ َلا ،ِللهاب َّلاِإ ةوُق
َ َّ
ُُ َ َ
َ
ِ
َنورِااكلا هرك وَلو ُنيْ دلا هَل َنيْ ِ ِل ْ م ُ الله َّلاِإ هَلِإ
ْ ُ َ ْ َ ِ َ ْ َ ِّ ُ
َ
ُ
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan)
Allah. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Kami tidak
menyembah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujaan
yang baik. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dengan
memurnikan ibadah kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir membencinya
“.3
َ َّ ِ ُ ْ َ ْ َ
هل ،هَل كيْ رش َلا ُهدـحو ُ الله َّلاِإ هَلِإ َلا ) ثَ يْ ثِ ثَ ثَ ثَ ث اً ثَ ثَ ( ربكَأ ُ اللهو ،ِلله دمحلاو ،ِالله َناحبْ س
َُ ُ َ َِ
َُْ
َ
ََْ
َُ
ٌ َِ ٍ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ُْ ْ
ريْ دق ءيش ِّ لك ىَلع وُهو دمحلا هَلو كلملا
“Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar “ (di-baca 33
kali), “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian dan Dia berkuasa atas
segala sesuatu “. 4
ِمْيِحَّ ِنمْحَّ ِللها ِمب .
رلا َ رلا
ِْس
ِمْيِحَّ ِنمْحَّ ِللها ِمب
رلا َ رلا
ِْس
ِمْيِحَّ ِنمْحَّ ِللها ِمب
رلا َ رلا
ِْس
1.
Muslim: 1/414.
2.
Bukhari: 1/225, Muslim: 1/414.
3. Muslim: 1/415.
4. Muslim: 1/418, “Siapa yang mengucapkannya selesai shalat, Aku (Allah) ampuni kesalahan-
kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan”.

KALIMAT AMBIGU


. Pengertian Kalimat Ambigu
   Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Balai Pustaka .1998) Kita berhadapan dengan dua
pengertian abmbiguitas yang berkaitan dengan ujaran. Pertama, sifat atau hal yang berarti dua;
kemungkinan yang mempunyai dua pengertian.
       Kedua, kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan kata,
atau kalimat. Jadi kalimat ambigu adalah Kalimat yang mempunyai tafsiran lebih dari satu atau
bermakna ganda
Hal ± hal yang menyebabkan suatu kalimat menjadi ambigu:
1)
2)
3)
4)
5)
Pelepasan kata
Keterangan mendahului
Kontaminasi kerancuan
Letak jeda
Asal usul
Secara fonetik kegandaan makna terjadi karena adanya persamaan bunyi pada sebagian
suku katanya.
y
Contohnya:
'beruang' bisa bermakna orang yang mempunyai uang atau nama binatang
y
Secara leksikal kegandaan makna terjadi karena adanya dua kata yang memiliki bentuk
yang sama.
Contohnya :
'genting' bisa bermakna gawat atau nama atap.
y
Secara gramatikal kegandaan makna terjadi karena kata itu bergabung dengan kata-kata
lain dan umumnya berbentuk kalimat.
Contohnya :
1. Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.
2. Saya telah memiliki buku sejarah demokrasi yang baru.
3. Sumbangan kedua sekolah itu telah kami terima.
   Kalimat-kalimat di atas memiliki makna ambigu (ganda) sehingga dapat membingungkan
orang yang membacanya.


   Pada kalimat 1, siapakah yang gemuk, pegawai atau isteri pegawai? Kalimat itu memang
mengandung dua makna:
y
y
pertama, yang gemuk adalah pegawai; atau
kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.
   Pada kalimat 2, apanya yang baru, bukunya, sejarahnya, atau demokrasinya? Kalimat itu bisa
bermakna ambigu:
y
y
y
pertama, bukunya yang baru;
kedua, sejarahnya yang baru; dan
ketiga, demokrasinya yang baru.
Pada kalimat 3, juga terdapat makna ambigu:
y
y
pertama. ada dua kali sumbangan yang diberikan oleh sekolah itu; atau
kedua. ada dua sekolah yang menyumbang.
Untuk menghindari ambiguitas makna, kalimat 1 dapat dirumuskan sbb.:
1. Jika yang gemuk adalah isteri pegawai, maka dapat ditulis sbb.: Istri-pegawai yang
   gemuk itu berasal dari Surabaya. Penggunaan tanda hubung (-) dapat memperjelas
   bahwa kedua kata itu (isteri dan pegawai) merupakan satu kesatuan, sehingga kalimat itu
   bermakna yang gemuk adalah istri pegawai. Atau dapat pula dirumuskan sbb.: Pegawai
   yang isterinya gemuk itu berasal dari Surabaya.
2. Jika yang gemuk adalah pegawainya, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Pegawai
   yang gemuk itu istrinya dari Surabaya.
Untuk kalimat 2:
1. Jika yang baru adalah bukunya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku-sejarah-demokrasi
   yang baru, atau Saya telah memiliki buku baru tentang sejarah demokrasi.
2. Jika yang baru adalah sejarahnya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku tentang sejarah-
   demokrasi yang baru.
3. Jika yang baru adalah demokrasinya, ditulis sbb.: Saya telah memiliki buku sejarah
   tentang demokrasi yang baru.
Untuk kalimat 3:
1. Jika yang dimaksud ada dua kali sumbangan, ditulis sbb.: Sumbangan yang kedua
   sekolah itu telah kami terima.
2. Jika yang maksud ada dua sekolah yang menyumbang, ditulis sbb.: Sumbangan kedua-
   sekolah itu telah kami terima.