Rabu, November 09, 2011

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan


Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan
kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Selain itu,
bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari
kehidupan tumbuhan baru di luar induknya.
Jika biji tanaman dikotil seperti kacangkacangan,
kamu belah menjadi dua, kamu akan
mendapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula,
hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio.
Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil,
misalnya jagung terdiri atas koleoptil, plumula,
radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.
Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masingmasing
untuk pertumbuhan tanaman. Pada biji tanaman dikotil
maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang
tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun
pertama, sedangkan radikula adalah poros embrio yang tumbuh
ke bawah dan akan menjadi akar primer. Pada tanaman
monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma,
sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu,
pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi
radikula.
1. Struktur Biji
Tumbuhan merupakan salah satu organisme hidup yang
memiliki ciri-ciri, antara lain tumbuh dan berkembangbiak.
Tumbuhan berbiji (monokotil dan dikotil) memiliki alat
perkembangbiakan berupa biji. Mari cermati.
Gambar 1.1
Struktur biji monokotil (a) dan
dikotil (b)
Diskusikan dengan teman
sebangkumu.
Apa perbedaan biji
monokotil dan dikotil?
kulit biji
plumula
radikula
hipokotil
epikotil
kotiledon
a) Kacang (dikotil)
b) Jagung (monokotil)
kotiledon (skutelum)
plumula
koleoriza
jaringan buah
kulit biji
endospern
epikotil
radikula
koleoptil
Sumber: Image.google.co.id
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
3
2. Perkecambahan
Diskusikan dengan teman
sebangkumu.
Apa perbedaan antara
perkecambahan epigeal
dan hipogeal?
Gambar 1.2
Perkecambahan epigeal (a)
dan hipogeal (b)
daun muda
epikotil
radikula
kotiledon
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di
dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika
berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan
ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai,
persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya.
Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan
dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda
pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi
radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama.
Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar
primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal.
a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di
permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan
hipokotil yang memanjang ke atas.
b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di
bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan
tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang
ke arah atas.
daun muda
radikula
kotiledon
(a)
(b)
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
4
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
Judul
Struktur Biji dan Kecambah Monokotil dan Dikotil
Tujuan
Mempelajari perbedaan struktur biji dan kecambah jagung
(monokotil) dan kacang tanah (dikotil).
Bahan dan Alat
1) Biji jagung dan kacang tanah masing-masing ± 10 butir
2) Wadah plastik yang berisi media kapas basah
Cara Kerja
A. Mempelajari Struktur Biji
1) Amati biji jagung dan biji kacang tanah dengan cara
membelah biji tersebut. Sehingga, kamu dapat mengamati
embrio yang ada di dalam biji.
2) Gambarlah struktur biji jagung dan kacang tanah tersebut
dan tuliskan bagian-bagiannya.
B. Mempelajari Struktur Kecambah
1) Kecambahkan biji jagung dan biji kacang tanah dalam
wadah plastik dengan media kapas basah.
2) Setelah berumur ± 1 minggu, gambar dan tuliskan bagianbagian
kecambah.
Pertanyaan
1) Tuliskan perbedaan antara struktur biji jagung dan biji
kacang tanah.
2) Jelaskan fungsi dari bagian-bagian embrio biji yang telah
kamu amati.
3) Tuliskan perbedaan antara kecambah jagung dan kacang
tanah.
4) Tuliskan perbedaan antara tanaman dikotil dan monokotil.
Apa yang dapat disimpulkan? Diskusikan hasil kelompokmu
dengan kelompok lain.
Maarrii Meennccoobbaa
Untuk mengetahui struktur biji dan kecambah monokotil
dan dikotil. Coba kamu lakukan percobaan berikut ini.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
5
Untuk memulai kehidupannya, biji harus berkecambah
menjadi tanaman baru. Perkecambahan biji dimulai dengan
imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau muncul
melewati kulit. Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi
4 tahap, yaitu:
a) Hidrasi atau imbibisi; selama kedua periode tersebut, air
masuk ke dalam embrio dan membasahi protein dan koloid
lain.
b) Pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan
peningkatan aktivitas metabolik.
c) Pemanjangan sel radikula, diikuti munculnya radikula dari
kulit biji.
d) Pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan
primer.
3. Fisiologi Perkecambahan
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan
akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang
dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya
aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan
primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi
sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung
akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar.
Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan struktur akar
pertama.
b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah
pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel mengalami
pembesaran dan pemanjangan.
c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki
struktur dan fungsi khusus.
4. Pertumbuhan Primer
korteks
epidermis
pembuluh
silinder
rambut
akar
serat
selulosa
daerah
apikal
meristem
tudung
akar
Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang selselnya
aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem
dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidup
selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya
diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan
oleh kambium yang aktif membelah.
5. Pertumbuhan Sekunder
Gambar 1.3
Daerah pemanjangan akar
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
6
Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem
sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder
sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas
kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini
disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di
sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar
kambium disebut kulit atau papagan.
Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang
terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim.
Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas
kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder
yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan,
aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas
kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut
lingkaran tahun.
getah kayu
pusat kayu
lingkaran
pusat kayu
getah kayu
kambium
floem
kambium gabus
gabus
Gambar 1.4
Lingkaran tahun
Faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Tumbuhan
B Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan.
Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh
tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam
gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk
mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan,
hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu
menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.
Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor
lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.
Untuk lebih memahami, mari cermati uraian berikut ini.
Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang
disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke
1. Hormon
Sumber: Image.google.co.id
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
7
bagian yang lain, pada konsentrasi yang sangat rendah mampu
menimbulkan respon fisiologis. Hormon mempengaruhi respon
pada bagian tumbuhan, seperti pertumbuhan akar, batang,
pucuk, dan pembungaan. Respon tersebut tergantung pada
spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi
hormon, interaksi antar hormon, dan berbagai faktor
lingkungan.
Terdapat lima hormon tumbuhan yang dikenal, yaitu
auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam absisat (ABA).
Mari cermati.
a. Auksin
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang
menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan
koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang
terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang
ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.
Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam
indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga
senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu
4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda
jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui
pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang
ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan
dikotil.
Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan
tumbuhan di antaranya adalah:
1) Perkembangan buah
Pada waktu biji matang berkembang, biji mengeluarkan
auksin ke bagian-bagian bunga sehingga merangsang pembentukan
buah. Dengan demikian, pemberian auksin pada bunga
yang tidak diserbuki akan merangsang perkembangan buah
tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi.
2) Dominansi apikal
Dominansi apikal adalah pertumbuhan ujung pucuk suatu
tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di
batang sebelah bawah. Dominansi apikal merupakan akibat dari
transpor auksin ke bawah yang dibuat di dalam meristem apikal.
3) Absisi
Daun muda dan buah muda membentuk auksin, agar
keduanya tetap kuat menempel pada batang. Tetapi, bila
pembentukan auksin berkurang, selapis sel khusus terbentuk di
pangkal tangkai daun dan buah sehingga daun dan buah gugur. Gambar 1.5
Auksin di pucuk hilang
apabila pucuk dipangkas
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
8
4) Pembentukan akar adventif
Auksin merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh
dari batang atau daun pada banyak spesies.
b. Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang
pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi
yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella
fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para
ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan
jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin.
Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3,
GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38.
Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan
tinggi.
Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman,
seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa
peranan, antara lain:
1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari
endosperm untuk pertumbuhan embrio.
3) Perkembangan bunga dan buah.
4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
c. Sitokinin
Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang pertama
ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu
ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair
jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP
(6-benzilaminopurin) dan 2-ip.
Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
2) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam
meristem.
3) Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan
daun.
4) Menunda penuaan daun.
5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah
masa istirahat biji (breaking dormancy).
d. Gas etilen
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas
yang disebut etilen. Etilen disintesis oleh tumbuhan dan
Gambar 1.6
Pengaruh giberelin pada
buah anggur (kanan)
Sumber: Image.google.co.id
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
9
menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen
yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu
etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di
gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah.
Selain memacu pematangan, etilen juga memacu
perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya
daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain
itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi
apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang
kecambah.
e. Asam absisat (ABA)
Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor)
dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daundaun
dewasa. Asam absisat mempunyai peran fisiologis
diantaranya adalah:
1) Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti
daun, buah dan dormansi tunas.
2) Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang
berkembang dan mendorong sintesis protein simpanan.
3) Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama
pada saat cekaman air.
Untuk lebih memahami pengaruh hormon pada
tumbuhan, coba kamu lakukan kegiatan di bawah ini.
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
Judul
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Auksin terhadap Inisiasi
Akar
Tujuan
Mengetahui pengaruh auksin terhadap inisiasi akar.
Bahan dan Alat
1) Kecambah kacang panjang berumur lima hari sebanyak
12 buah
2) Botol dengan tutup yang berlubang dan di luarnya dilapisi
oleh plastik hitam sebanyak 4 buah
3) Pisau atau silet dan penggaris
Maarrii Meennccoobbaa
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
10
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain:
cahaya, air, mineral, kelembapan, suhu, dan gaya gravitasi.
a. Nutrisi dan Air
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan
nutrisi. Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan
seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil tumbuhan
dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik
(C, H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain).
Berdasarkan jumlah kebutuhan tumbuhan, unsur-unsur
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur makro dan unsur
mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar
disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S, dan asam
nukleat. Sedangkan, unsur mikro adalah unsur-unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu,
Zn, B, dan Mo.
Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur
yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur
nitrogen dan fosfor pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi
kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan
tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
2. Faktor Lingkungan
Cara Kerja
1. Siapkan 4 buah botol yang berisi 200 ml larutan:
a. Destilata (air)
b. Larutan IAA dengan konsentrasi 0,1 mg/l
c. Larutan IAA dengan konsentrasi 0,5 mg/l
d. Larutan IAA dengan konsentrasi 1,0 mg/l
2. Potong kecambah kacang panjang tepat di atas permukaan
media tanamnya.
3. Hilangkan kotiledon, dan potong hipokotil pada 5 cm dari
bekas tempat menempelnya kotiledon. Dengan cepat
masukkan hipokotil tersebut ke dalam lubang pada tutup
botol sehingga daun berada di luar botol. Letakkan semua
botol pada meja lab. Seminggu kemudian, lakukan
pengamatan terhadap inisiasi akar. Hitunglah jumlah akar
dan panjang akar. Bandingkan hasil inisiasi akar antara
kontrol, Larutan IAA 0,1 mg/l, Larutan IAA 0,5 mg/l, dan
Larutan IAA 1,0 mg/l.
Apa yang dapat disimpulkan? Diskusikan hasil kelompokmu
dengan kelompok lain.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
11
Pemenuhan kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui
penyerapan oleh akar dari tanah bersamaan dengan
penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis,
tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan,
transportasi, dan medium reaksi enzimatis.
Penemuan zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan menyebabkan manusia
mengembangkan suatu cara penanaman tumbuhan dengan
memberikan nutrisi yang tepat bagi tumbuhan. Contoh
aplikasinya adalah kultur jaringan dan hidroponik. Kultur
jaringan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti
induknya. Media tanam kultur jaringan berupa
larutan atau padatan yang kaya nutrisi untuk
tumbuh tanaman. Kultur jaringan ini dapat
menghasilkan tanaman baru dalam jumlah
banyak dalam waktu yang relatif singkat.
Sedangkan, hidroponik adalah metode
penanaman dengan menggunakan air kaya
nutrisi sebagai media tanam. Untuk lebih
memahami, mari cermati Tabel 1.1 Nutrisi
tumbuhan berikut ini.
Gambar 1.7
Tanaman hidroponik
Sumber: Image.google.co.id
Makronutrien
Karbon (C)
Hidrogen (H)
Oksigen (O)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Nitrogen (N)
Sulfur (S)
Kalsium (Ca)
Besi (Fe)
CO2 (udara)
H2O (air)
O2 (udara), H2O
(air)
H2PO4, HPO4

K+
NO3
–, NH4
– dari
tanah
SO4
2–
Ca2+
Fe3+, Fe2+
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim dan turunannya)
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim dan turunannya)
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim dan turunannya)
Penyusun asam nukleat, fosfolipid
membran sel, ATP, NADP, koenzim
Kofaktor atau aktivator enzim dalam
sintesis protein dan metabolisme
karbohidrat, untuk meniaga keseimbangan
ion
Penyusun asam amino, protein, asam
nukleat, klorofil, hormon, dan enzim
Penyusun asam amino sistein dan
metionin, koenzim-A dan beberapa
vitamin: tiamin dan biotin
Menjaga permeabilitas membran,
membentuk kofaktor enzim dalam
metabolisme karbohidrat
Pertumbuhan dan metabolisme
terhambat, akhirnya mati
Pertumbuhan dan metabolisme
terhambat, akhirnya mati
Pertumbuhan dan metabolisme
terhambat, akhirnya mati
Pertumbuhan terhambat, daun
berwarna hijau tua, daun bercak
kemerahan, ada bagian yang mati
Perubahan kabohidrat terhambat,
daun bercak-bercak kuning
Pertumbuhan terhambat, daun pucat
dan kuning
Daun mengalami klorosis (menguning)
Pertumbuhan terhambat, gangguan
aktivitas meristem ujung akhirnya mati,
klorosis
Nutrien
Bentuk yang
Tersedia Fungsi Utama Gejala Kekurangan
Tabel 1.1 Nutrisi Tumbuhan
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
12
Magnesium
Mikronutrien
Boron (B)
Mangan (Mn)
M o l i b d e n u m
(Mo)
Seng (Zn)
Tembaga (Cu)
Klor (Cl)
Mg2+
H3BO3
Mn2+
MoO4
Zn2+
CU+, CU2+
Cr
Berperan dalam pembentukan klorofil,
merupakan komponen penting enzim
sitokrom, peroksidase, dan katalase
Penyusun klorofil dan kofaktor enzim
dalam metabolisme karbohidrat
Berperan dalam translokasi glukosa
Komponen enzim yang mereduksi nitrat
menjadi nitrit. Penting untuk fiksasi N
pada bakteri
Dibutuhkan dalam sintesis triptofan
(prekursor auksin), aktivator beberapa
enzim dehidrogenase dan berperan
dalam sintesis protein
Berperan dalam transfer elektron di
dalam kloroplas, komponen enzim yang
berperan dalam reaksi redoks
Aktivator fotosintesis dan kesetimbangan
ionik
Klorosis, daun menjadi kuning pucat,
dan mati
Klorosis dari batang bawah ke ujung
daun, pucat dan mati
Ujung batang mengering dan rusak
Pertumbuhan terhambat
Ukuran daun dan panjang ruas-ruas
menjadi berkurang
Daun muda berwarna hijau tua, daun
berguguran
Daun layu, klorosis, akar pendek dan
menebal
b. Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai
tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai
proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi
pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan
fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk
memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil.
Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya
mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang.
Jadi cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa
karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ
tumbuhan.
Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh
cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat
dengan mudah diketahui dengan cara membandingkan
kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah
dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap
akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan
lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya
cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat
terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih
pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat
oleh adanya cahaya.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
13
1) Fototropisme
Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan
bahwa pada ujung koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang
lebih cepat terjadi di sisi yang teduh daripada sisi yang terkena
cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya
cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang berguna
untuk pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi
terlindung.
Banyak jenis tumbuhan mampu melacak matahari, dalam
hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap
matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan
diafototropisme. Fototropisme ini terjadi pada famili Malvaceae.
Untuk lebih memahami pengaruh cahaya terhadap
tanaman atau perkecambahan, coba kamu rencanakan dan
laksanakan kegiatan berikut ini dengan teman sekelompokmu.
Gambar 1.8
Pengaruh auksin terhadap
fototropisme
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
Judul
Pengamatan Pengaruh Cahaya terhadap Perkecambahan
Tujuan
Mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan.
Alat dan Bahan
1) Dua buah cawan petri
2) Kapas secukupnya
3) Biji kacang hijau sebanyak 20 biji
4) Air secukupnya
5) Penggaris
Cara Kerja
1) Berilah label pada cawan petri (misalnya A dan B)
2) Letakkan kapas pada cawan petri A dan B, kemudian
basahi dengan air secukupnya sampai merata.
3) Rendamlah 20 biji kacang hijau selama kurang lebih 2 jam.
Kemudian, masukkan 10 biji kacang hijau ke dalam cawan
petri A dan 10 biji ke dalam cawan petri B.
4) Letakkan cawan petri A di tempat yang terkena cahaya
matahari dan cawan B di tempat gelap. Agar kelembapan
tetap terjaga, beri air secukupnya setiap hari.
Maarrii Meennccoobbaa
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
14
2) Fotoperiodisme
Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan
mempengaruhi proses pembungaan. Lama siang hari di daerah
tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah yang memiliki
empat musim dapat mencapai 16 - 20 jam. Respon tumbuhan
yang diatur oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme.
Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen penyerap
cahaya). Fotoperiodisme menjelaskan mengapa pada spesies
tertentu biasanya berbunga serempak. Tumbuhan yang
berbunga bersamaan ini sangat menguntungkan, karena
memberi kesempatan terjadinya penyerbukan silang.
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
a) Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika
terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan
hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek,
dan bunga matahari.
b) Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika
terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 - 16 jam) sehari.
Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit
gula, selada, dan tembakau.
c) Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika
terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari
sedang contohnya kacang dan tebu.
5) Amati dengan cermat setiap hari, bagaimana kondisi
kecambah dan ukurlah panjang kecambah di kedua cawan
tersebut. Kemudian, catat hasilnya ke dalam Tabel 1.2 dan
buatlah grafiknya setelah 5 hari berkecambah. Bandingkan
panjang kecambah, warna, dan ketegaran kecambah pada
kedua cawan.
Tabel 1.2 Pengamatan kecambah
Hari ke-
Panjang Kecambah (cm) Kondisi Kecambah
A B A B
1
2
3
4
5
6) Buatlah kesimpulan tentang perbedaan panjang dan
kondisi kecambah karena pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan.
7) Diskusikan hasil kelompokmu dengan kelompok lain.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
15
c. Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam
respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk
menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk
pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas
tumbuhan.
d. Suhu udara
Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam
tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu.
Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi
oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu
minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di
bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada
rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di
atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan
mati.
e. Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika
kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini
memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral
dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar
akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Gambar 1.8
Tumbuhan hari pendek (a)
dan tumbuhan hari panjang (b)
Diskusikan dengan teman
sebangkumu.
Coba kamu amati Gambar
1.8. Jelaskan pengaruh
pencahayaan terhadap
kedua tanaman tersebut.
Gelap
Cahaya
d) Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif
terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan
hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan
kapas.
(a) (b)
waktu kritis
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
16
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
Kamu telah mempelajari pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Hal-hal penting apa sajakah yang harus diketahui dalam
mempelajarinya? Catatlah dalam bentuk rangkuman. Kemudian,
tukarlah hasil rangkumanmu dengan rangkuman teman. Berikan
masukan dan saran pada rangkuman masing-masing.
Daftar Istilah
Epigeal = tipe perkecambahan yang menghasilkan kotiledon dan
epikotil keluar dari biji, karena pemanjangan hipokotil.
Sehingga, kotiledon keluar ke atas tanah.
Etiolasi = pertumbuhan tumbuhan dalam keadaan gelap, batangnya
memanjang dan daun berwarna pucat karena kurang
cahaya.
Hipogeal = tipe perkecambahan yang menghasilkan sedikit hipokotil
sehingga kotiledon tetap berada di dalam biji. Oleh karena
itu, kotiledon tidak keluar ke atas tanah.
Klorosis = keadaan abnormal pada daun yang kehilangan klorofil
sehingga daun berwarna pucat kekuningan. Keabnormalan
ini disebabkan karena penyakit, kurang pencahayaan dan
defisiensi besi, magnesium atau tembaga.
Koleoptil = selaput yang menyelubungi jaringan ujung pangkal daun
pertama pada embrio monokotil.
Kotiledon = kepingan biji yang merupakan daun pertama lembaga pada
tumbuhan jumlahnya satu pada monokotil dan dua pada
dikotil.
Lingkaran tahun = daerah pada irisan melintang batang yang dapat dibedakan
antara floem dan xilem yang terbentuk dalam satu tahun.
Partenokarpi = perkembangan buah tanpa biji, kerena tidak terjadi
pembuahan.

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan


Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan
kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Selain itu,
bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari
kehidupan tumbuhan baru di luar induknya.
Jika biji tanaman dikotil seperti kacangkacangan,
kamu belah menjadi dua, kamu akan
mendapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula,
hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio.
Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil,
misalnya jagung terdiri atas koleoptil, plumula,
radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.
Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masingmasing
untuk pertumbuhan tanaman. Pada biji tanaman dikotil
maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang
tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun
pertama, sedangkan radikula adalah poros embrio yang tumbuh
ke bawah dan akan menjadi akar primer. Pada tanaman
monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma,
sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu,
pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi
radikula.
1. Struktur Biji
Tumbuhan merupakan salah satu organisme hidup yang
memiliki ciri-ciri, antara lain tumbuh dan berkembangbiak.
Tumbuhan berbiji (monokotil dan dikotil) memiliki alat
perkembangbiakan berupa biji. Mari cermati.
Gambar 1.1
Struktur biji monokotil (a) dan
dikotil (b)
Diskusikan dengan teman
sebangkumu.
Apa perbedaan biji
monokotil dan dikotil?
kulit biji
plumula
radikula
hipokotil
epikotil
kotiledon
a) Kacang (dikotil)
b) Jagung (monokotil)
kotiledon (skutelum)
plumula
koleoriza
jaringan buah
kulit biji
endospern
epikotil
radikula
koleoptil
Sumber: Image.google.co.id
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
3
2. Perkecambahan
Diskusikan dengan teman
sebangkumu.
Apa perbedaan antara
perkecambahan epigeal
dan hipogeal?
Gambar 1.2
Perkecambahan epigeal (a)
dan hipogeal (b)
daun muda
epikotil
radikula
kotiledon
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di
dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika
berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan
ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai,
persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya.
Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan
dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda
pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi
radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama.
Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar
primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal.
a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di
permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan
hipokotil yang memanjang ke atas.
b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di
bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan
tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang
ke arah atas.
daun muda
radikula
kotiledon
(a)
(b)
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
4
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
Judul
Struktur Biji dan Kecambah Monokotil dan Dikotil
Tujuan
Mempelajari perbedaan struktur biji dan kecambah jagung
(monokotil) dan kacang tanah (dikotil).
Bahan dan Alat
1) Biji jagung dan kacang tanah masing-masing ± 10 butir
2) Wadah plastik yang berisi media kapas basah
Cara Kerja
A. Mempelajari Struktur Biji
1) Amati biji jagung dan biji kacang tanah dengan cara
membelah biji tersebut. Sehingga, kamu dapat mengamati
embrio yang ada di dalam biji.
2) Gambarlah struktur biji jagung dan kacang tanah tersebut
dan tuliskan bagian-bagiannya.
B. Mempelajari Struktur Kecambah
1) Kecambahkan biji jagung dan biji kacang tanah dalam
wadah plastik dengan media kapas basah.
2) Setelah berumur ± 1 minggu, gambar dan tuliskan bagianbagian
kecambah.
Pertanyaan
1) Tuliskan perbedaan antara struktur biji jagung dan biji
kacang tanah.
2) Jelaskan fungsi dari bagian-bagian embrio biji yang telah
kamu amati.
3) Tuliskan perbedaan antara kecambah jagung dan kacang
tanah.
4) Tuliskan perbedaan antara tanaman dikotil dan monokotil.
Apa yang dapat disimpulkan? Diskusikan hasil kelompokmu
dengan kelompok lain.
Maarrii Meennccoobbaa
Untuk mengetahui struktur biji dan kecambah monokotil
dan dikotil. Coba kamu lakukan percobaan berikut ini.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
5
Untuk memulai kehidupannya, biji harus berkecambah
menjadi tanaman baru. Perkecambahan biji dimulai dengan
imbibisi dan diakhiri ketika radikula memanjang atau muncul
melewati kulit. Perkecambahan biji dapat dibagi menjadi
4 tahap, yaitu:
a) Hidrasi atau imbibisi; selama kedua periode tersebut, air
masuk ke dalam embrio dan membasahi protein dan koloid
lain.
b) Pembentukan atau pengaktifan enzim yang menyebabkan
peningkatan aktivitas metabolik.
c) Pemanjangan sel radikula, diikuti munculnya radikula dari
kulit biji.
d) Pertumbuhan kecambah selanjutnya adalah pertumbuhan
primer.
3. Fisiologi Perkecambahan
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan
akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang
dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya
aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan
primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi
sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung
akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:
a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar.
Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan struktur akar
pertama.
b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah
pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel mengalami
pembesaran dan pemanjangan.
c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki
struktur dan fungsi khusus.
4. Pertumbuhan Primer
korteks
epidermis
pembuluh
silinder
rambut
akar
serat
selulosa
daerah
apikal
meristem
tudung
akar
Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang selselnya
aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem
dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidup
selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya
diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan
oleh kambium yang aktif membelah.
5. Pertumbuhan Sekunder
Gambar 1.3
Daerah pemanjangan akar
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
6
Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem
sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder
sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas
kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini
disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di
sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar
kambium disebut kulit atau papagan.
Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang
terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim.
Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas
kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder
yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan,
aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas
kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut
lingkaran tahun.
getah kayu
pusat kayu
lingkaran
pusat kayu
getah kayu
kambium
floem
kambium gabus
gabus
Gambar 1.4
Lingkaran tahun
Faktor yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Tumbuhan
B Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat
dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan.
Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh
tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam
gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk
mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan,
hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu
menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan.
Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor
lingkungan berupa cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan.
Untuk lebih memahami, mari cermati uraian berikut ini.
Hormon tumbuhan adalah suatu senyawa organik yang
disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke
1. Hormon
Sumber: Image.google.co.id
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
7
bagian yang lain, pada konsentrasi yang sangat rendah mampu
menimbulkan respon fisiologis. Hormon mempengaruhi respon
pada bagian tumbuhan, seperti pertumbuhan akar, batang,
pucuk, dan pembungaan. Respon tersebut tergantung pada
spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi
hormon, interaksi antar hormon, dan berbagai faktor
lingkungan.
Terdapat lima hormon tumbuhan yang dikenal, yaitu
auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dan asam absisat (ABA).
Mari cermati.
a. Auksin
Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frits Went yang
menemukan bahwa suatu senyawa menyebabkan pembengkokan
koleoptil ke arah cahaya. Pembengkokan koleoptil yang
terjadi akibat terpacunya pemanjangan sel pada sisi yang
ditempeli potongan agar yang mengandung auksin.
Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam
indol asetat (IAA). Selain IAA, tumbuhan mengandung tiga
senyawa lain yang dianggap sebagai hormon auksin, yaitu
4-kloro indolasetat (4 kloro IAA) yang ditemukan pada biji muda
jenis kacang-kacangan, asam fenil asetat (PAA) yang ditemui
pada banyak jenis tumbuhan, dan asam indolbutirat (IBA) yang
ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan
dikotil.
Auksin berperan dalam berbagai macam kegiatan
tumbuhan di antaranya adalah:
1) Perkembangan buah
Pada waktu biji matang berkembang, biji mengeluarkan
auksin ke bagian-bagian bunga sehingga merangsang pembentukan
buah. Dengan demikian, pemberian auksin pada bunga
yang tidak diserbuki akan merangsang perkembangan buah
tanpa biji. Hal ini disebut partenokarpi.
2) Dominansi apikal
Dominansi apikal adalah pertumbuhan ujung pucuk suatu
tumbuhan yang menghambat perkembangan kuncup lateral di
batang sebelah bawah. Dominansi apikal merupakan akibat dari
transpor auksin ke bawah yang dibuat di dalam meristem apikal.
3) Absisi
Daun muda dan buah muda membentuk auksin, agar
keduanya tetap kuat menempel pada batang. Tetapi, bila
pembentukan auksin berkurang, selapis sel khusus terbentuk di
pangkal tangkai daun dan buah sehingga daun dan buah gugur. Gambar 1.5
Auksin di pucuk hilang
apabila pucuk dipangkas
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
8
4) Pembentukan akar adventif
Auksin merangsang pembentukan akar liar yang tumbuh
dari batang atau daun pada banyak spesies.
b. Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang
pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi
yang sakit. Padi yang terserang jamur Gibberella
fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi. Para
ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan
jamur tersebut. Zat ini dinamakan giberelin.
Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3,
GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38.
Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan
tinggi.
Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman,
seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa
peranan, antara lain:
1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari
endosperm untuk pertumbuhan embrio.
3) Perkembangan bunga dan buah.
4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
c. Sitokinin
Kinetin merupakan sitokinin sintetik yang pertama
ditemukan oleh Carlos Miller pada ikan kering. Setelah itu
ditemukan senyawa sitokinin yang lain dalam endosperma cair
jagung, yaitu zeatin. Sitokinin sintetik lainnya adalah BAP
(6-benzilaminopurin) dan 2-ip.
Sitokinin mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
2) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam
meristem.
3) Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan
daun.
4) Menunda penuaan daun.
5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah
masa istirahat biji (breaking dormancy).
d. Gas etilen
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas
yang disebut etilen. Etilen disintesis oleh tumbuhan dan
Gambar 1.6
Pengaruh giberelin pada
buah anggur (kanan)
Sumber: Image.google.co.id
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
9
menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen
yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu
etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di
gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah.
Selain memacu pematangan, etilen juga memacu
perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya
daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain
itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi
apikal dan inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang
kecambah.
e. Asam absisat (ABA)
Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor)
dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daundaun
dewasa. Asam absisat mempunyai peran fisiologis
diantaranya adalah:
1) Mempercepat absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti
daun, buah dan dormansi tunas.
2) Menginduksi pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang
berkembang dan mendorong sintesis protein simpanan.
3) Mengatur penutupan dan pembukaan stomata terutama
pada saat cekaman air.
Untuk lebih memahami pengaruh hormon pada
tumbuhan, coba kamu lakukan kegiatan di bawah ini.
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
Judul
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Auksin terhadap Inisiasi
Akar
Tujuan
Mengetahui pengaruh auksin terhadap inisiasi akar.
Bahan dan Alat
1) Kecambah kacang panjang berumur lima hari sebanyak
12 buah
2) Botol dengan tutup yang berlubang dan di luarnya dilapisi
oleh plastik hitam sebanyak 4 buah
3) Pisau atau silet dan penggaris
Maarrii Meennccoobbaa
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
10
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, antara lain:
cahaya, air, mineral, kelembapan, suhu, dan gaya gravitasi.
a. Nutrisi dan Air
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan
nutrisi. Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan
seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil tumbuhan
dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik
(C, H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain).
Berdasarkan jumlah kebutuhan tumbuhan, unsur-unsur
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur makro dan unsur
mikro. Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah besar
disebut unsur makro. Contohnya: C, H, O, N, P, K, S, dan asam
nukleat. Sedangkan, unsur mikro adalah unsur-unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Contohnya: Cl, Mn, Fe, Cu,
Zn, B, dan Mo.
Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur
yang dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur
nitrogen dan fosfor pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi
kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan
tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat).
2. Faktor Lingkungan
Cara Kerja
1. Siapkan 4 buah botol yang berisi 200 ml larutan:
a. Destilata (air)
b. Larutan IAA dengan konsentrasi 0,1 mg/l
c. Larutan IAA dengan konsentrasi 0,5 mg/l
d. Larutan IAA dengan konsentrasi 1,0 mg/l
2. Potong kecambah kacang panjang tepat di atas permukaan
media tanamnya.
3. Hilangkan kotiledon, dan potong hipokotil pada 5 cm dari
bekas tempat menempelnya kotiledon. Dengan cepat
masukkan hipokotil tersebut ke dalam lubang pada tutup
botol sehingga daun berada di luar botol. Letakkan semua
botol pada meja lab. Seminggu kemudian, lakukan
pengamatan terhadap inisiasi akar. Hitunglah jumlah akar
dan panjang akar. Bandingkan hasil inisiasi akar antara
kontrol, Larutan IAA 0,1 mg/l, Larutan IAA 0,5 mg/l, dan
Larutan IAA 1,0 mg/l.
Apa yang dapat disimpulkan? Diskusikan hasil kelompokmu
dengan kelompok lain.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
11
Pemenuhan kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui
penyerapan oleh akar dari tanah bersamaan dengan
penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis,
tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan,
transportasi, dan medium reaksi enzimatis.
Penemuan zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan menyebabkan manusia
mengembangkan suatu cara penanaman tumbuhan dengan
memberikan nutrisi yang tepat bagi tumbuhan. Contoh
aplikasinya adalah kultur jaringan dan hidroponik. Kultur
jaringan membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti
induknya. Media tanam kultur jaringan berupa
larutan atau padatan yang kaya nutrisi untuk
tumbuh tanaman. Kultur jaringan ini dapat
menghasilkan tanaman baru dalam jumlah
banyak dalam waktu yang relatif singkat.
Sedangkan, hidroponik adalah metode
penanaman dengan menggunakan air kaya
nutrisi sebagai media tanam. Untuk lebih
memahami, mari cermati Tabel 1.1 Nutrisi
tumbuhan berikut ini.
Gambar 1.7
Tanaman hidroponik
Sumber: Image.google.co.id
Makronutrien
Karbon (C)
Hidrogen (H)
Oksigen (O)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Nitrogen (N)
Sulfur (S)
Kalsium (Ca)
Besi (Fe)
CO2 (udara)
H2O (air)
O2 (udara), H2O
(air)
H2PO4, HPO4

K+
NO3
–, NH4
– dari
tanah
SO4
2–
Ca2+
Fe3+, Fe2+
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim dan turunannya)
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim dan turunannya)
Penyusun bahan organik (karbohidrat,
lemak, protein, enzim dan turunannya)
Penyusun asam nukleat, fosfolipid
membran sel, ATP, NADP, koenzim
Kofaktor atau aktivator enzim dalam
sintesis protein dan metabolisme
karbohidrat, untuk meniaga keseimbangan
ion
Penyusun asam amino, protein, asam
nukleat, klorofil, hormon, dan enzim
Penyusun asam amino sistein dan
metionin, koenzim-A dan beberapa
vitamin: tiamin dan biotin
Menjaga permeabilitas membran,
membentuk kofaktor enzim dalam
metabolisme karbohidrat
Pertumbuhan dan metabolisme
terhambat, akhirnya mati
Pertumbuhan dan metabolisme
terhambat, akhirnya mati
Pertumbuhan dan metabolisme
terhambat, akhirnya mati
Pertumbuhan terhambat, daun
berwarna hijau tua, daun bercak
kemerahan, ada bagian yang mati
Perubahan kabohidrat terhambat,
daun bercak-bercak kuning
Pertumbuhan terhambat, daun pucat
dan kuning
Daun mengalami klorosis (menguning)
Pertumbuhan terhambat, gangguan
aktivitas meristem ujung akhirnya mati,
klorosis
Nutrien
Bentuk yang
Tersedia Fungsi Utama Gejala Kekurangan
Tabel 1.1 Nutrisi Tumbuhan
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
12
Magnesium
Mikronutrien
Boron (B)
Mangan (Mn)
M o l i b d e n u m
(Mo)
Seng (Zn)
Tembaga (Cu)
Klor (Cl)
Mg2+
H3BO3
Mn2+
MoO4
Zn2+
CU+, CU2+
Cr
Berperan dalam pembentukan klorofil,
merupakan komponen penting enzim
sitokrom, peroksidase, dan katalase
Penyusun klorofil dan kofaktor enzim
dalam metabolisme karbohidrat
Berperan dalam translokasi glukosa
Komponen enzim yang mereduksi nitrat
menjadi nitrit. Penting untuk fiksasi N
pada bakteri
Dibutuhkan dalam sintesis triptofan
(prekursor auksin), aktivator beberapa
enzim dehidrogenase dan berperan
dalam sintesis protein
Berperan dalam transfer elektron di
dalam kloroplas, komponen enzim yang
berperan dalam reaksi redoks
Aktivator fotosintesis dan kesetimbangan
ionik
Klorosis, daun menjadi kuning pucat,
dan mati
Klorosis dari batang bawah ke ujung
daun, pucat dan mati
Ujung batang mengering dan rusak
Pertumbuhan terhambat
Ukuran daun dan panjang ruas-ruas
menjadi berkurang
Daun muda berwarna hijau tua, daun
berguguran
Daun layu, klorosis, akar pendek dan
menebal
b. Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai
tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai
proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi
pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan
fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk
memproduksi zat metabolik untuk pembentukan klorofil.
Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya
mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang.
Jadi cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, karena hasil fotosintesis berupa
karbohidrat digunakan untuk pembentukan organ-organ
tumbuhan.
Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh
cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat
dengan mudah diketahui dengan cara membandingkan
kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah
dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap
akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan
lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya
cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat
terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih
pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat
oleh adanya cahaya.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
13
1) Fototropisme
Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan
bahwa pada ujung koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang
lebih cepat terjadi di sisi yang teduh daripada sisi yang terkena
cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya
cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang berguna
untuk pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi
terlindung.
Banyak jenis tumbuhan mampu melacak matahari, dalam
hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap
matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan
diafototropisme. Fototropisme ini terjadi pada famili Malvaceae.
Untuk lebih memahami pengaruh cahaya terhadap
tanaman atau perkecambahan, coba kamu rencanakan dan
laksanakan kegiatan berikut ini dengan teman sekelompokmu.
Gambar 1.8
Pengaruh auksin terhadap
fototropisme
Bekerjalah dengan teman sekelompokmu.
Judul
Pengamatan Pengaruh Cahaya terhadap Perkecambahan
Tujuan
Mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan.
Alat dan Bahan
1) Dua buah cawan petri
2) Kapas secukupnya
3) Biji kacang hijau sebanyak 20 biji
4) Air secukupnya
5) Penggaris
Cara Kerja
1) Berilah label pada cawan petri (misalnya A dan B)
2) Letakkan kapas pada cawan petri A dan B, kemudian
basahi dengan air secukupnya sampai merata.
3) Rendamlah 20 biji kacang hijau selama kurang lebih 2 jam.
Kemudian, masukkan 10 biji kacang hijau ke dalam cawan
petri A dan 10 biji ke dalam cawan petri B.
4) Letakkan cawan petri A di tempat yang terkena cahaya
matahari dan cawan B di tempat gelap. Agar kelembapan
tetap terjaga, beri air secukupnya setiap hari.
Maarrii Meennccoobbaa
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
14
2) Fotoperiodisme
Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan
mempengaruhi proses pembungaan. Lama siang hari di daerah
tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah yang memiliki
empat musim dapat mencapai 16 - 20 jam. Respon tumbuhan
yang diatur oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme.
Fotoperiodisme dipengaruhi oleh fitokrom (pigmen penyerap
cahaya). Fotoperiodisme menjelaskan mengapa pada spesies
tertentu biasanya berbunga serempak. Tumbuhan yang
berbunga bersamaan ini sangat menguntungkan, karena
memberi kesempatan terjadinya penyerbukan silang.
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
a) Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika
terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan
hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek,
dan bunga matahari.
b) Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika
terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 - 16 jam) sehari.
Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit
gula, selada, dan tembakau.
c) Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika
terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari
sedang contohnya kacang dan tebu.
5) Amati dengan cermat setiap hari, bagaimana kondisi
kecambah dan ukurlah panjang kecambah di kedua cawan
tersebut. Kemudian, catat hasilnya ke dalam Tabel 1.2 dan
buatlah grafiknya setelah 5 hari berkecambah. Bandingkan
panjang kecambah, warna, dan ketegaran kecambah pada
kedua cawan.
Tabel 1.2 Pengamatan kecambah
Hari ke-
Panjang Kecambah (cm) Kondisi Kecambah
A B A B
1
2
3
4
5
6) Buatlah kesimpulan tentang perbedaan panjang dan
kondisi kecambah karena pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan.
7) Diskusikan hasil kelompokmu dengan kelompok lain.
Bab 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
15
c. Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam
respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk
menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk
pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas
tumbuhan.
d. Suhu udara
Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam
tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu.
Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi
oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu
minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di
bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada
rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di
atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan
mati.
e. Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika
kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini
memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral
dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar
akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Gambar 1.8
Tumbuhan hari pendek (a)
dan tumbuhan hari panjang (b)
Diskusikan dengan teman
sebangkumu.
Coba kamu amati Gambar
1.8. Jelaskan pengaruh
pencahayaan terhadap
kedua tanaman tersebut.
Gelap
Cahaya
d) Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif
terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan
hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan
kapas.
(a) (b)
waktu kritis
Sumber: Image.google.co.id
Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA
16
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
1234567890123456789012345678901212345678901234567
Kamu telah mempelajari pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Hal-hal penting apa sajakah yang harus diketahui dalam
mempelajarinya? Catatlah dalam bentuk rangkuman. Kemudian,
tukarlah hasil rangkumanmu dengan rangkuman teman. Berikan
masukan dan saran pada rangkuman masing-masing.
Daftar Istilah
Epigeal = tipe perkecambahan yang menghasilkan kotiledon dan
epikotil keluar dari biji, karena pemanjangan hipokotil.
Sehingga, kotiledon keluar ke atas tanah.
Etiolasi = pertumbuhan tumbuhan dalam keadaan gelap, batangnya
memanjang dan daun berwarna pucat karena kurang
cahaya.
Hipogeal = tipe perkecambahan yang menghasilkan sedikit hipokotil
sehingga kotiledon tetap berada di dalam biji. Oleh karena
itu, kotiledon tidak keluar ke atas tanah.
Klorosis = keadaan abnormal pada daun yang kehilangan klorofil
sehingga daun berwarna pucat kekuningan. Keabnormalan
ini disebabkan karena penyakit, kurang pencahayaan dan
defisiensi besi, magnesium atau tembaga.
Koleoptil = selaput yang menyelubungi jaringan ujung pangkal daun
pertama pada embrio monokotil.
Kotiledon = kepingan biji yang merupakan daun pertama lembaga pada
tumbuhan jumlahnya satu pada monokotil dan dua pada
dikotil.
Lingkaran tahun = daerah pada irisan melintang batang yang dapat dibedakan
antara floem dan xilem yang terbentuk dalam satu tahun.
Partenokarpi = perkembangan buah tanpa biji, kerena tidak terjadi
pembuahan.